Oleh : Simin Talibo
Di pagi yang
cerah..
Terlihat di
timur matahari mulai memancarkan cahaya yang siap menyinari alam semesta.
Menjelang Petang, mentari mulai tenggelam di tepi barat dengan pemandangan yang indah.
Dimana dunia beserta isinya bercerita dengan setiap peristiwa yang berhujung
suka dan duka.
Teringat kisah pada masa
kepemimpinan khalifah Umar Bin Khattab, tepatnya pada 17 Hijriyah (sekitar 639 Masehi).
Dimana muncul sesuatu yang mengundang resah diantara kaumnya. Keresahan itu adalah
sebuah wabah penyakit yang menimpa di negeri kaum muslimin. Di Amwas, satu
daerah di Palestina (Syam), timbulnya wabah tha’un yang membinasakah ribuan
orang tak lain diantaranya Abu Ubaidah Rahimahullahu Ta’ala beliau adalah pejuang
kaum muslimin. Para sejarawan muslim pun mencatat sekitar 25.000 sampai 30.000
korban meninggal akibat wabah tha’un di Palestina (syam). Dimana merupakan
salah satu wabah penyakit terparah dalam sejarah islam.
Namun siapa yang menyangka? Bahwa,
peristiwa keresahan ratusan tahun yang lalu kini sama dirasakan dengan adanya
virus corona (covid-19). Virus Corona (covid-19) adalah sebuah virus yang
muncul di sebuah pasar seafood Huanan, Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Awalnya memakan korban satu sampai puluhan orang masyarakat yang ada di China.
Namun, saat ini telah membuat keresahan di 212 Negara yang ada di Dunia
diantaranya Indonesia dan telah memakan korban sebanyak 74.304 orang. Pun
kepala-kepala negara yang ada didunia mengintruksikan untuk melakukan lockdown
di negaranya.
Khususnya di negara tercinta
indonesia pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan isolasi mandiri
dirumah masing-masing. Dikarenakan ganasnya virus corona (covid-19) yang saat
ini merajalela tak hanya di indonesia akan
tetapi diseluruh negara yang ada di dunia (Pandemic). Tak hanya dari
segi kesehatan yamg dirugikan dengan adanya virus corona (covid-19), akan
tetapi dari segi ekonomi bahkan psikologi masyarakat ikut tertekan.
Akan binasakah manusia dengan virus
corona (covid-19)? Sampai saat ini belum ada yang mengetahui hal yang pasti.
Akan tetapi perlu ditanamkan dalam hati bahwa ”setiap kesulitan pasti ada
kemudahan”.
Disetiap ujian pasti ada hikmahnya,
jauh sebelum ada virus corona (covid-19). Kegaduhan dimana-mana, tak lain ulah
dari kalangan manusia. Menegakkan syari’at dituduh intoleran, penzoliman
terjadi dimana-mana, hukum sebagai landasan diubah berdasarkan kepentingan
sendiri, maksiat dikerjakan terbuka tanpa ada lagi rasa malu. Dan kini virus
corona (covid-19) mengajarkan hal itu, tak boleh lagi bersalaman, kemana-mana
harus pakai masker, kebutuhan hidup serba berkecukupan.
Tahukah? Bahwa kebijkan yang
diterapkan saat ini, lalu sempat diolok-olok, dicaci, dihina. Bahkan tak lain
yang menghina, mencaci adalah sesama kaum muslimin. Naudzubillah..
Untuk itu, Dekatkanlah diri dengan sang
pemilik alam semesta. Merana di dunia yang fana pun tak mengapa demi indahnya
Jannah yang indah melebihi taman bunga, berkilau melebihi berlian, bercahaya
melebihi sinar matahari.Wallahu ‘alam.
Billahi
Fii Sabilillhaq Fastabiqul Khairat..
Edit : Agum