Sumber Gambar : News.okezone.com
Oleh :Regy mokodongan
Akhir-akhir
ini banyak sekali Mahasiswa,masyarakat,dan pelajar SMA yang turun ke jalan untuk meyuarakan aspirasinya karna tidak sepaham dengan pemerintah hal ini sejalan adanaya pembuatan kebijakan yang menurut beberapa pakar
hukum kebijakanya tidak pro-rakyat. Tapi, dalam tulisan kali
ini saya tidak ingin mebahas tetang pemerintah karena
pembahasan ini telah dibahas pada
tulisan saya sebelumnya “ Berkaca Pada Beberapa Pemimpin Umat “. Lalau
tulisan ini membahas dengan apa?
Nah
tulisan ini membahas tentang salah satu cara untuk meyuarakan aspirasi yang telah diatur oleh Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Menyampaikan pendapat di muka umum dijamin dalam Pasal
28 Undang-Undang
Dasar 1945 (“UUD 1945”) yang berbunyi: Kemerdekaan
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang. Begitu banyak cara menyampaikan pendapat salah satunya lewat sastra atau yang
berbentuk musik, banyak sastra yang
ditulis semata-mata menyampaikan aspirasi baik berupa saran maupun kritikan
begitupun melalui media musik.
salah satu penyanyi tanah air yang sangat terkenal dari tahun 70an-sekarang tentu pemembaca sudah mengetahuinya bang Iwan Fals sosok penyanyi legendaris yang tak sedikit hasil karyanya mengkritisi pemerintah beberapa lagunya yang terkenal dengan bentuk pengkritisan : Manusia setengah dewa, wakil rakyat, bongkar
salah satu penyanyi tanah air yang sangat terkenal dari tahun 70an-sekarang tentu pemembaca sudah mengetahuinya bang Iwan Fals sosok penyanyi legendaris yang tak sedikit hasil karyanya mengkritisi pemerintah beberapa lagunya yang terkenal dengan bentuk pengkritisan : Manusia setengah dewa, wakil rakyat, bongkar
Dari ketiga lagu yang fenomenal diatas satu lagu yang begitu menyentuh
kalimatnya yaitu lagu dengan judul “ Manusia setengah dewa” mengapa tidak? Karena
ada satu buah bait dalam lagunya yang memang meminta pemerintah khususnya
presiden untuk melirik lagu ini
Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan
Kamu harus dengar suara ini
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan
Dalam bait music ini
seolah-olah menggelagar didepan istana presiden dan meminta presiden agar
melirik dan mendengarkanya dilanjutkan dengan beberapa tuntutan didalamnya
berupa meminta agar menurunkan harga bahan pokok yang melonjak tinggi, kurangi pengangguran dengan cara
membuka lapangan kerja, menegakkan keadilan tanpa pandang buluh tak runcing ke
bawah dan tumpul keatas.
Begitu banyak cara agar kita dapat menyuarakan aspirasi kita dengan
berbagai macam media menggunakan music, media cetak, media online dengan cara
menulis di dinding facebook atau mengirimkanya ke beberapa blog, atau turun
langsung kejalan. Hal ini dianggap perlu apabila ada kebijakan-kebijakan
pemerintah yang isinya tak pro-rakyat yang tentunya harusn menggunakan kalimat-kalimat yang tidak bersifat provokator sampai-sampai bisa dianggap sebagai makar “Bangkit Melawan Atau Duduk Tertindas”.
Edit : Agum