Pelopor Nur "THE MESSENGER OF GOD"



 Oleh : Fariha Baluntu

Singkat kata, ia adalah manusia yang memanusiakan manusia, men-Tuhankan Tuhannya, dan pelopor diantara yang memelopori. Bukan dramatis bukan pula ironis. Namun, kisahnya mengalahkan kisah si "Keraton Baka", menenggelamkan "pewaris-pewaris Fir'aun", dan mengeliminasi 100 tokoh dari urutan pertama dalam buku "The 100" karya astrofisikawan Michael H.Hart. Pula tak layak menyebutnya sebagai manusia yang hanya membentengi diri dengan firman Tuhan-nya dari panasnya "neraka dunia". Tuhan telah memilihnya sebagai "pelopor Nur" untuk umatnya yang diselubungi kegelapan, dikecam kejahilan, dan diperbudak hawa nafsu.

Ya, dialah Rasul semesta alam. Baginda Nabi Muhammad Shalallaahu 'alaihi wasallam Allahumma Sholli wa Shallim wa baarik 'alaihi. Tak akan pernah teragukan lagi eksistensinya dalam sejarah kemanusiaan. Tajamnya pemikiran dan strategi, mampu memporak-porandakan benteng pertahanan musuh dan mengalahkan mereka dalam perang Badar. Tuhan tidak memilih-nya sebagai utusan untuk memerangi tiap kaum yang berlaku dzalim, melainkan adalah untuk menjadi rahmat bagi semesta alam sekaligus penyelamat (umat-nya) di akhiraat kelak.


  وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam". (Q.S 21 ayat 107)

 

Kemuliaan, menjadi pembeda antara dirinya dan makhluk-makhluk fana lainnya.

Sungguh, tinta pena tak mampu mengukir banyaknya kata kemuliaan-nya, kertas tak mampu menampung tiap salam pujian dari umat-nya, bahkan akhlak seorang ibadawan yang "katanya" lebih tinggi daripada alim ulama' tak dapat manyamai akhlakul karimah-nya.

 

 وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ

"dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu". (Q.S. 94 ayat 4).

 

Adagium takkan mampu melatinkan nama indah-nya. Sekalipun telah banyak yang mengukir salinan nama-nya dalam akta peperit.

***

Tidak hanya merotasi wawasan dengan akhlakul karimah-nya, umat-nya yang juga sebagai insan yang sadar akan firman Tuhan-nya Q.S Al-Alaq 1-5 mengembangkan progretivitas mereka dalam ruang, bentuk, kertas-kertas literasi. Membuat dunia Tuhan-nya penuh dengan pelbagai macam karya "fana".

Sebagian spirit literasi al-Alaq-nya menerobos masuk ke ruang kehampaan umat-nya.

***

Sampailah hal ini ke relung hati dan pikiran para "matahari kecil" ditanah Tuhan-nya. Menjadikan mereka unggul ihwal keintelektualitasan dibanding mereka yang tak kecipratan "spirit literatur-nya".

Yaah, tentu saja walau dengan segala kelebihan itu mereka tak akan pernah mampu mengalahkan "kelebihan" yang diberikan Tuhan-nya, Tuhan kita untuk-nya.

Semua kembali ke prinsip awal bahwa Rasul Muhammad adalah manusia yang paling tinggi nilai akhlak dan intelektualitasnya tak tertandingi sekalipun itu dikiaskan dengan si "jenius" Albert Einstein.

***

Lantunan dakwah-nya menyadarkan bahkan kepada mereka yang tak layak disadarkan. Shirah-nya, menjadi petunjuk bagi mereka yang kehilangan arah saat kompas insting mereka menuju jalan kenestapaan. 

***

Haah, saking indah dan agungnya budi keluhuran itu bahkan pengeluhan saat merangkai kata, melukiskan sebagian kecil kemuliaan-nya, menuangkan air  di aliran sungai kasih-nya, ataupun menenggelamkan ingatan ke dasar samudera cinta-nya tak seharusnya terpikirkan dan tak mampu kami, umat-nya lakukan.

 

Allahumma Sholli 'ala Muhammad

Allahumma Sholli 'ala Muhammad

Allahumma Sholli 'ala Muhammad


Edit : Agum
Previous Post Next Post