Singkat kata, ia adalah manusia yang
memanusiakan manusia, men-Tuhankan Tuhannya, dan pelopor diantara yang
memelopori. Bukan dramatis bukan pula ironis. Namun, kisahnya mengalahkan kisah
si "Keraton Baka", menenggelamkan "pewaris-pewaris
Fir'aun", dan mengeliminasi 100 tokoh dari urutan pertama dalam buku
"The 100" karya astrofisikawan Michael H.Hart. Pula tak layak
menyebutnya sebagai manusia yang hanya membentengi diri dengan firman Tuhan-nya
dari panasnya "neraka dunia". Tuhan telah memilihnya sebagai
"pelopor Nur" untuk umatnya yang diselubungi kegelapan,
dikecam kejahilan, dan diperbudak hawa nafsu.
Ya, dialah Rasul semesta alam.
Baginda Nabi Muhammad Shalallaahu 'alaihi wasallam Allahumma Sholli wa
Shallim wa baarik 'alaihi. Tak akan pernah teragukan lagi eksistensinya
dalam sejarah kemanusiaan. Tajamnya pemikiran dan strategi, mampu
memporak-porandakan benteng pertahanan musuh dan mengalahkan mereka dalam
perang Badar. Tuhan tidak memilih-nya sebagai utusan untuk memerangi tiap kaum
yang berlaku dzalim, melainkan adalah untuk menjadi rahmat bagi semesta alam
sekaligus penyelamat (umat-nya) di akhiraat kelak.
"Dan Kami tidak mengutus
engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam".
(Q.S 21 ayat 107)
Kemuliaan, menjadi pembeda antara
dirinya dan makhluk-makhluk fana lainnya.
Sungguh, tinta pena tak mampu
mengukir banyaknya kata kemuliaan-nya, kertas tak mampu menampung tiap salam
pujian dari umat-nya, bahkan akhlak seorang ibadawan yang "katanya"
lebih tinggi daripada alim ulama' tak dapat manyamai akhlakul karimah-nya.
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ
"dan Kami tinggikan sebutan
(nama)mu bagimu". (Q.S. 94 ayat 4).
Adagium takkan mampu melatinkan nama indah-nya. Sekalipun telah banyak yang mengukir salinan nama-nya dalam akta peperit.
***
Tidak hanya merotasi wawasan dengan
akhlakul karimah-nya, umat-nya yang juga sebagai insan yang sadar akan firman
Tuhan-nya Q.S Al-Alaq 1-5 mengembangkan progretivitas mereka dalam ruang,
bentuk, kertas-kertas literasi. Membuat dunia Tuhan-nya penuh dengan pelbagai
macam karya "fana".
Sebagian spirit literasi al-Alaq-nya menerobos masuk ke ruang kehampaan umat-nya.
***
Sampailah hal ini ke relung hati dan
pikiran para "matahari kecil" ditanah Tuhan-nya. Menjadikan
mereka unggul ihwal keintelektualitasan dibanding mereka yang tak kecipratan
"spirit literatur-nya".
Yaah, tentu saja walau dengan segala kelebihan itu mereka tak akan pernah mampu mengalahkan "kelebihan" yang diberikan Tuhan-nya, Tuhan kita untuk-nya.
Semua kembali ke prinsip awal bahwa Rasul Muhammad adalah manusia yang paling tinggi nilai akhlak dan intelektualitasnya tak tertandingi sekalipun itu dikiaskan dengan si "jenius" Albert Einstein.
***
Lantunan dakwah-nya menyadarkan bahkan kepada mereka yang tak layak disadarkan. Shirah-nya, menjadi petunjuk bagi mereka yang kehilangan arah saat kompas insting mereka menuju jalan kenestapaan.
***
Haah, saking indah dan agungnya budi keluhuran itu bahkan pengeluhan saat merangkai kata, melukiskan sebagian kecil kemuliaan-nya, menuangkan air di aliran sungai kasih-nya, ataupun menenggelamkan ingatan ke dasar samudera cinta-nya tak seharusnya terpikirkan dan tak mampu kami, umat-nya lakukan.
Allahumma Sholli 'ala Muhammad
Allahumma Sholli 'ala Muhammad
Allahumma Sholli 'ala Muhammad